Wednesday, November 23, 2016

Kesalahan Yang Umum Dilakukan Pebisnis Baru

Kesalahan para pemula bisnis - banyak sekali para pebisnis pemula yang baru memulai membangun usaha namun sudah bangkrut,entah itu karena modal atau karena mental mereka yang belum siap berada di dunia nyata. Kali ini saya akan membahas beberapa kesalhan-kesalahan para pebisnis pemula yang sering dilakukan,saya sendiri juga pernah mengalami beberapa kesalahan tersebut.
Berikut ini beberapa Kesalahan para pemula bisnis:

Tidak Mempunyai Blue Print Of Dream


Maksudnya tidak mempunyai cetak biru impian kita sendiri. Ini merupakan hal yang paling mendasar namun sering disepelekan bahkan dilupakan. Banyak para pengusaha pemula yang awalnya memulai bisnisnya hanya sekedar iseng-iseng saja. ada juga yang hanya untuk mengisi waktu luang saja. ada juga hanya sebagai kerjaaan sampingan saja. Hingga  mereka melupakan hal yang paling penting yaitu cetak biru impian mereka. Padahal memiliki Blue print of dream ini menurut saya pribadi sangat penting. Kita jadi bisa membayangkan bagaimana bentuk ideal bisnis yang ingin kita jalankan, serta bisa tahu bagaimana strategi step by step untuk mewujudkannya (impian ). Kalau kita tidak mempunya Blue print of dream ini alias kita tidak memiliki visi ,misi dan tujuan yang akan diharapkan dari bisnis yang kita jalankan.

Melupakan Dokumen Legalitas Perijinan


Dokumen Legalitas Perijinan ini seperti SIUP,TDP,NPWP,HO,P-IRT,BPOM,Sertifikat Halai MUI. Mungkin dari 10 pengusaha pemul 2-3 orang saja yang sudah mempersiapkan dokumen ijin legalitas ini. Biasanya  mereka malas mengurus perijinan ini,bahkan ada juga yang malas karena nanti ujung-ujungnya disuruh buat bayar pajak. Dan itu dulu saya salah satunya he hee. Ada juga yang malas mengurus ijin ini berpikir bisnisnya ini bisnis online,jadi dipikirnya kalau bisnisnya bisnis online tidak perlu lag pakek ijin-ijin yang seperti  itu,yang kayak begini juga ada (dan lagi-lagi saya menjadi salah satunya ). Selain itu ada juga yang berpikir mengurus perijinan ini hanya akan menambah pengeluaran saja,mengingat untuk mengurus perijinan ini butuh dana juga kan ? minimal Rp 3000.000- Rp 5.000.000.



Mengapa mengurus ijin legalitas usaha ini penting ? karena ini untuk membuktikan bahwa memang kita menjadi pihak yang bisa dipercaya,selain itu juga akan memudahkan kita jika kerjasama dengan pihak ketiga,seperti investor atau Bank. Pernahkah melihat syarat-syarat untuk pengajuan kredit usaha?,kadang ada memberikan syarat minimal usahanya sudah berjalan minimal 3 tahun. Itu mereka melihatnya dari mana ?Mereka melihatnya dari dokumen ijin Legalitas. Kalau kita sudah menjalankan bisnis misalnya 5 tahun,tapi kita tidak punya ijin legalitas,lalu kita akan kerjasama dengan investor atau akan mengajukan kedit usaha  bank ,bagaimana caranya  meyakinkan mereka kalau kita memang benar-benar berpengalaman menjalankan dan sudah menjalankan bisnis ini selama 5 tahun ? ,kalau kita Cuma ngecipris atau ngedaprus bahwa kita sudah berpengalaman bsnis selama 5 tahun, yaa mereka tidak akan percaya. Tetapi kalau kita memiliki bukti ijin legalitas ini,maka semuanya langsung beres. Jika tidak percaya silahkan dicoba .Atau  contoh lainnya misalnya ada 2 produk yaitu produk pertama sudah ada ijin P-IRT dan Halal MUI sedangkan produk kedua belum ada ijin P-IRT dan Halal MUI. Kira-kira kita akan pilih produk yang mana hayo ? he hee tentu pilihannya akan jatuh ke produk pertama karena sudah jelas Halal ada ijin legalitasnya .


Jadi sekarang sudah bisa merasakan kan ,masalah ijin legalitas usaha ini sepertinya sepele, tapi biasanya sangat sering  banget terlewatkan oleh para pengusaha pemula. Bahkan sekelas supermarket sebesar Indomaret dan Alfamart ada juga (kadang) masih meremehkan hal ini. Pernah lihat berita di Klaten saja dibulan April kemarin ada sekitar 21 toko modern yang ditutup paksa gara-gara tidak ada ijin HO . Mulai sekarang usahakan untuk mengurus ijin legalitas usaha kita,walaupun usaha kita saat ini masih kecil,bukankah kita mau  memiliki Blue Print Of Dream bisnis kita sekarang bakalan jadi besar .

Menganggap  Kegagalan Itu Sebagai Sesuatu Hal Yang Buruk


Sering saya temui mereka yang ingin memulai usaha sendiri pengennya sih tidak mau ketemu yang namanya kegagalan. Maunya dan taunya Cuma pengen seperti Dora the explorer “ berhasil..berhasil..berhasil” padahal itu hal yang mustahil . bisa juga saya berikan gambaran seperti ini klau seorang petinju pengen jadi seorang juara,maka si petinju ini mau tidak mau harus mau merasakan  bagimana sakitnya terkenal pukulan awan. Tidak ada seorangnya juara dunia tinju yang tidak pernah merasakan terkena pukul lawan. Sama juga dengan orang menjalankan bisnis,kalau ingi berhasil  ya mau tidak mau melewati dan bangkit dari rentetan kegagalan demi kegagalan. Dan banyak belajar serta mengambil hal positif dari kegagalan yang dialami tersebut.

Berpikir Bahwa Yang Namanya Modal Itu Harus Selalu Dalam Bentuk Uang Cash


Hal seperti itu merupakan pemikiran yang salah,yang namanya modal itu tidak selalu harus berupa uang cash.  Modal itu bisa berupa ide,networking,ketrampilan,kepercayaan atau bisa juga dengan modal nama baik kita. Jadi hilangkan pemikiran yang membelenggu bahwa yang namanya modal usaha itu harus dalam bentuk uang cash. Ada bentuk modal yang lain yang bisa kita gunakan. Coba kita cari sendiri kira-kira mdal tak terlihat  apa yang kita miliki dan bisa kita maksimalkan itu apa saja .

Ikut-Ikutan Bisnis Yang Sedang Booming


Masih ingatkah ketika ada trend beberapa bisnis berikut ini :Bisnis cacing,bisnis gingseng korea,ikan lohan,bisnis tanaman hias Anthurium dan adenium . Bagaimana nasib pelaku bisnis tersebut sekarang ? ehm..atau tidak usah jauh-jauh dan kita pun masih yakin ingat ,bagaimana nasib pelaku bisnis batu akik sekarang ? . banyak saya temui para pelaku bisnis pemula yang sangat mudah sekali tergiur dengan bisnis-bisnis  yang sedang booming sesaat. Seringkali mereka mengira bahwa bisnis yang sedang booming itu bisnis yang bagus. Bisa cepat untung dan cepat balik modal. Bahkan meskipun tidak memiliki passion atau pengalaman dalam bisnis musiman tersebut,tidak segan-segan menggelontorkan modal yang lumayan banya. Dan tidak sedikit juga yang akhirnya jatuh terjerembab karena terjun dalam bisnis yang seperti ini,karena itu wajib berhati-hati.

Kurang Fokus Dan Mudah Tergoda Dengan Keindahan Bisnis Milik Tetangga


Banyak para pemula yang kadang meresa hopeless,termasuk saya dulu he hee . Jualan tidak laku-laku ,orderan tidak kunjung datang padahal sudah mencoba segala macam promosi. Hingga akhirnya berpikir bahwa tidak cocok dalam bisnis tersebut. Disisi lain melihat bisnis milik tetangganya,rasa-rasanya bisnis milik tetangga jauh lebih menjanjikan daripada bisnis yang sedang dijalankan. Merasa bisnisnya sudah habis  dan akhirnya mudah tergoda untuk mencoba peruntungan yang lain lagi bisnis seperti milik tetangganya tadi. Padahal yang menjadi problem adalah diri kita sendiri. Kita kurang focus dan kurang serius menjalankan bisnis kita sendiri. Focus kita hanya melihat rumput tetangga yang lebih hijau ,tetapi lupa untuk menyirami/merawat rumput kita sendiri agar bisa tampak lebih hijau dan subur. Get This Point.

Ingin Cepet-Cepet Bisa Sukses Termasuk Salah Satunya Ingin Cepat Bisa Balik Modal


Hal ini merupakan penyakit yang parah bagi para pemula,dalam pikirannya hanya ada ‘kapan ya bisnis ini bisa segera balik modal ?”. Tapi melupakan esensi dalam berbisnis itu sesungguhnya merupakan sebuah proses. Bahkan saya juga masih sering menemui kejadian para calon  reseller saya yang mereka bertanya-tanya kira-kira begini “kalau saya sudah ikut jadi reseller ,terus saya sudah membayar,kira-kira kapan ya saya bisa balik modalnya ?”. Pertanyaan yang membuat saya susah menjawabnya ,ibarat saya masuk sekolah ,sudah daftar dan membayar biaya pendaftaran serta uang gedung ,lalu Tanya ke kepala sekolahnya :” kira-kira saya bisa lulus ya pak ?,Nilai saya bagus apa tidak ya pak nanti ?. Gimana apa tidak konyok tuh ? he hee

Ini merupakan salah satu mental yang ingin enaknya saja tapi tidak mau melewati proses berdarah-darah yang mungkin akan dilalui. Termasuk juga disini adalah mereka yang pinter banget bikin hitung-hitungan diatas kertas,bikin proposal bisnis yang indah,beserta perhitungan yang mantap bahkan sudah sangat detail. Namun jika hanya berkutat pada hitung-hitungan diatas kertas saja tanpa ada action dilapangan tentu tidak akan tahu. Karena itu,coba hilangan pemikiran yang satu ini,ingin cepat sukses boleh lah. Tapi tetap saja semua akan melalui proses ,ingin cepat balik modal tentu semuayang menjalankan bisnis ingin hal ideal seperti itu,hanya saja kenyataan dilapangan kan bisa berkata lain . Siapkanlah mental yang kuat untuk menghadapi segala kemungkinan dan ketidakpastian dalam berbisnis tersebut.

Tidak Memiliki Mentor Atau Role Model Yang Ideal Yang Sesuai Dengan Keinginan


Mentor atau pendmping bisnis ibarat seorang petinju yang membutuhkan sentuhan ajaib pelatihnya. Sehebat-hebatnya seorang petinju,dia tetap akan membutuhkan seorang pelatih untuk membnatunya meningkatkan skill dan kemampuannya. Seorang pelatih ini bisa berfungsi untuk menunjukkan titik-titik kelemahan yang dimiliki oleh si petinju,yang kadang tidak terlihat oleh si petinju itu sendiri,dan si pelatihnya itulah yang berguna untuk memperbaikinya. Atau dalam perumpaan lainnya biasanya ibaratkan juga dengan berburu harta karun,dalam hal ini mentor ibarat peta petunjuk yang akan menunjukkan dan membimbing arah agar bisa menemukan dan menuju ke tempat harta karun tersebut berada. Dalam menjalankan bisnis kita nanti,kita sudah tahu dulu kemana arahnya,kemana tujuannya dan sebagainya,jadi tidak seperti membaca peta buta yang sering bikin nyasar dan tersesat. Meskipun mungkin akan ada saja  kemungkinan masih nyasar lagi,hanya saja itu kan sudah diminimalisir. Nah carilah mentor bisnis yang pas,yang cocok dan bisa memahami karakter kita serta bisnis yang kita jalani.

Sering Menggunakan Perang Harga Sebagai Senjata Pamungkas Dalam Melayani Custemer


Hal ini merupakan kesalahan yang sering saya temukan,menggunakan strategi perang harga dalam menjalankan bisnis. Percayalah, jika kita menggunakan cara perang harga ini dalam menjalankan bisnis apalagi untuk memenangkan kompetisi dengan competitor cara ini tidak akan manjur. Cara ini malah justru akan membuat bisnis kita mati secara pelan-pelan. Darah dalam bisnis itu namanya cashflow ,nah kalau kita melakukan  perang harga,hal ini tentu akan menggerus margin kita. Jika margin kita tergerus otomatis cashflownya pun juga akan goyang,dan itu hanya tinggal menunggu waktu saja buat bertahan. Saya pribadi pernah mengalami hal ini ketika dulu menjalankan bisnis pulsa elektrik, dari per transaksi bisa mendapatkan laba Rp 2.5000,- hingga akhirnya tinggal Rp 500,- perak saja dan pelan-pelan koit he hee. Karena itulah saya menganggap hal ini sebagai kesalahan yang sering saya jumpai bagi para pebisnis pemula. “ ah ,daripada tidak laku tidak ada yang beli ,mending saya jual saja walaupun cumin untung seribu saja “. Memang untuk beberapa kasus ,kemungkinan hal seperti itu bisa dilakukan ,hanya saja jangan keseringan dilakukan juga ,lebih baik berpikir bagaimana memberikan benefit lain kepada customer yang tidak bisa dirupiahkan.

Menjadi Superman Bukan Superteam


Dulu saya melakukan segala sesuatu serba dilakukan sendiri ,mulai dari beli barang,melakukan promosi ,jad CS ,mengupdate website,packing barang bahkan sampai ke ekspedisi semua masih dilakukan sendirian.he he sedih banget kan yaa,itu artinya saya masih berfungsi sebagai superman bukan sebagai superteam dan sumpah hal ini sangat melelahkan menguras tenaga serta pikiran. Superman itu juga manusia kalau superman lagi sakit atau superman nya pengen piknik ,kira-kira bisnisnya masih bisa jalan apa tidak ? kalau ternyata bisnisnya terganggu berarti itu sudah saatnya membuat superteam.sekarang sudah bukan jamannya superman lagi,melainkan superteam  agar bisa menggerakkan dan memberikan manfaat bagi banyak orang.

Buta Financial Dan Tidak Bisa Mengelola Cashflow Dengan Baik


Buta financial ini juga merupakan sebuah problematika yang sering dihadapi oleh para pengusaha. Bagaiman mengatur stok ,menghitung stok opname,hutang,piutang dll. Kadang kalau semua dihitung dengan cara yang benar,hitung-hitungan secara akuntansinya sering tidak klop. Masih sering  tidak melakukan pembukuan dengan tertib ,sehingga tidak bisa mengetahui bagaimana pertumbuhan bisnisnya. Serta tidak bisa memproyeksikan pertumbuhan bisnis dengan cermat,kadang juga kelihatannya orderannya lancar ,barang  banyak yang laku,tapi uang cash yang ada ditangan jumlahnya tidak pas. Eh ..ternyata masih banyak nyantol di piutang ,modal jadi mandek dan tidak muter. Ada juga yang jualan barang,misalnya saja modalnya Rp 1.000.000,-  barang laku semuanya katakanlah bisa kejual  Rp 1.200.000, nah saat pegang uang Rp 1.200.000 itu sering berpikir itu uang kita smeua padahal itu ka nada yang uang modal yang harusnya diputar lagi. Ini yang masih sering kecolongan dan bikin bisnis malah  jadi mundur,jadi kalau mau bisnisnya bisa sehat dan berkembang dengan baik akan lebih baik jika kita bisa belajar tertib mengenai administrasi serta tertib secara financial. Dengan begitu nanti akan bisa kita ukur bagaimana perkembangan bisnis kita dengan baik.

Kurang Berhati-Hati Dalam Menggunakan Hutang Sebagai Modal Bisnis


Beberapa teman saya dapati kejadian seperti ini yaitu kurang berhati-hati dalam menggelola hutang sebagai modal bisnis. Ada yang sudah terlanjur hutang,beli stok barang dan teryata barangnya tidak bisa terjual ,dagangan mandeg,cicilan mancet dan hal ini sangat berbahay. Ada juga yang memulai bisnisnya dengan hutang ,namun mereka belum memiliki pengalaman yang cukup dalam mengelola hutang untuk modal bisnis,hal ini juga sama berbahayanya.contoh lain karena mentang-mentang bisa dengan mudah mengambil kredit,akhirnya mengambil kredit yang jumlahnya lumayan,namun begitu kredit cair eh malah binggung bagaiman mau menggunakannya. Ada juga yang sudah terlanjur ambil kredit ,awalnya niatnya buat ngejalanin bisnis atau buat modal bisnis  tapi begitu cair eh ternyata malah tergoda buat membeli barang-barang yang konsumtif yang tidak ada hubunganya sama sekali dengan bisnis yang akan dijalankan. Karena itu saya sarankan bagi para pengusaha  pemula untuk berhati-hati dalam mengelola hutang sebagai modal bisnis,terlepas dari halal harm tentang riba. Jika mau ambil hutang atau kredit gunakanlah untuk hal-hal yang produktif serta sebagai laverage bisnis kita. Bukan hutang atau kredit untuk konsumtif ini sangat berbahaya.

Terlalu Mudah Percaya Pada Tim /Karyawan Baru Yang Masih Belum Teruji Dengan Baik


Nah ini juga kadang menjadi sebuah kesalahan bagi para pengusaha pemula,biasanya mereka ini yang belum paham benar kerjaan semuanya ,lalu iseng –iseng  cari karyawan  biar gengsi punya anak buah.he hee . Tapi pada kenyataannya malah justru si karyawan atau timnya ini kayak kancil,malah lebih cerdik untuk mengakali bosnya. Entah itu mengakali harga bahan baku,ngakalin biaya produksi,markup harga jual atau parahnya membajak semua costumer si bos nya itu untuk dilayani sendiri secara sembunyi-sembunyi. Karena itulah memang penting  sekali kita sebagai owner bisnis kita mengerti dan memahami job desc kerjaan dari A-Z. bisa mengerti/memahami ini tidak berarti harusnya semuanya yang mengerjakan kita,harus dipecah-pecah menjadi kerja tim  tapi tetap semua kontrolnya ada di kita. Kalau ada tim atau karyawan yang memang sudah terbukti kinerjanya sekaligus bisa kita beri kepercayaan barulah kita bisa melakukan proses delegasi  tugas atau menjadi orang kepercayaan kita. Jangan dibalik belumapa-apa ,belum tahu seperti apa kinerjanya tapi sudah diberi kepercayaan penuh menjalankan bisnis kita.

Enggan Menunda Kesenangan


Ini biasanya buat yang masih muda-muda usia kisaran 20-27,biasanya mereka kebanyakan masih makan gengsi. Disuruh buat jualan saja malu tapi punya keinginan setinggi langit. Sudah gedhe ,sudah mulai beranjak tua tapi masih sering ngerepotin orang tuanya. Kalaupun ada yang sudah punya bisnis sendiri kadang ada juga yang termakan gengsi. Ingin menunjukkan ke teman-temannya kalau bisnisnya sudah berhasil ,padahal amasih sangat rapuh. Biar terlihat gengsi ,terlihat sukses tidak terhitung gonta-ganti gadget ,terus beli motor sport baru,beli mobil baru padahal kreditan ha ..ha. Hal yang kayak –kayak gitu sud sering banget saya temui ,hal yang seperti ini tidak perlu ditiru atu dicontoh. Sebab menurut saya itu bukan sebuah hal positif atau hal baik ,akan lebih baik jika kita mau menahan diri dan menunda kesenagan untuk sementara. Tahan-tahan dulu jika ingin bersenang-senang ,nanti kalau sudah waktunya aka nada kok waktu dimana kita membayar untuk kesenangan kita itu.


Emoticon Emoticon