Monday, December 1, 2014

Lama menjomblo? Bisa Jadi Faktor DNA

Menjomblo, itulah istilah sekarang yang sangat familiar untuk sebutan orang yang masih sendiri. Sementara orang lain yang berada di sekitarnya sudah mempunyai pasangan, baik itu berpacaran ataupun sudah menikah. Banyak orang berpendapat bahwa lama menjomblo itu faktor utamanya di karenakan nasib ataupun takdir, namun sebelum anda terlalu dalam menyalahkan nasib menjomblo anda, baiknya simak terlebih dahulu faktor lain yang kemungkinan menjadi penyebab lamanya anda menjomblo.



Beberapa waktu lalu, para ilmuwan di beijing telah melakukan penelitian dengan menguji sampel rambut dari 600 mahasiswa yang ada di negara beijing. Ilmuwan- ilmuwan tersebut  mengidentifikasi adanya  "singleton gene" mereka menyatakan bahwa 20% orang yang memilikinya cenderung menjadi jomblo lebih lama daripada yang lain.

Dalam penelitian tersebut mereka menganalisa gen yang di sebut 5-HTAI, yang mana memiliki 2 versi berbeda di antaranya versi "G" dan "C" , dan di simpulkan bahwa orang- orang yang terlahir dengan  dengan gen versi G, lebih cenderung menjadi jomblo di bandingan dengan mereka yang memiliki gen versi C.

Gen versi G di klaim sebagai kekurangan zat yang di sebut "serotonin"  yaitu zat yang terdapat di dalam otak yang mana fungsinya masih  berhubungan dengan suasana hati dan kebahagiaan. Orang dengan versi gen ini juga lebih sulit untuk dekat dengan orang lain.

Selain akibat yang di timbulkan di atas, mereka yang memiliki versi gen G, juga lebih cenderung neurotik dan mudah menderita depresi. Dalam jurnal "scientific- reports"  para ilmuwan tersebut  mengatakan bahwa ketika orang- orang dengan versi gen G mengalami gangguan psikologis, maka hal tersebut dapat menurunkan peluang kencan dan menyebabkan gagalnya hubungan percintaan, namum walaupun begitu, gen tidak selalu menjadi jaminan berhasil dan tidaknya seseorang dalam menjalin sebuah hubungan yang lebih serius, Bagaimana dengan anda saat ini?